Banjir Bali Terparah Sepanjang Satu Dekade

Tradisinews.com Akibat banjir tersebut, setidaknya dua orang meninggal dunia dan lebih dari 200 orang telah dievakuasi di berbagai wilayah di Bali.

“Jadi ada yang memang ditemukan korban, dua orang meninggal,” ujar Gubernur Bali, Wayan Koster, kepada wartawan Christine Nababan yang melaporkan untuk Tradisinews di Denpasar.

Dua orang meninggal tersebut merupakan warga Kabupaten Jembrana, menurut Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

BNPB memantau banjir melanda empat wilayah administrasi kota dan kabupaten di Provinsi Bali.

Wilayah terdampak banjir berada di Kabupaten Jembrana, Gianyar, Tabanan, Klungkung dan Kota Denpasar.

Kepala Seksi Operasi dan Siaga Kantor Pencarian dan Pertolongan Basarnas Bali, I Wayan Juni Antara, menuturkan proses evakuasi terhadap korban banjir masih terus berlangsung hingga pukul 12.00 Wita sejak pukul 05.00 Wita.

Menurut Juni Antara, hujan yang melanda sejak kemarin, tidak berhenti sampai hari ini, mengakibatkan luapan air di sungai-sungai wilayah Denpasar.

Banyak jalan tergenang air sehingga akses jalan terputus dan tidak bisa dilalui kendaraan.

Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah III Denpasar melaporkan hujan dengan intensitas ringan hingga lebat disertai angin kencang dan petir terjadi di sebagian besar wilayah Bali sejak Selasa (09/09) pagi.

Hujan lebat tersebut memicu sejumlah aliran sungai di Pulau Bali meluap salah satunya aliran Tukad (Sungai) Badung di dekat Pasar Badung, Denpasar.

banjir bali

Daerah mana saja yang terdampak banjir?

Denpasar

Banjir di Denpasar mencapai 43 lokasi, menurut BPBD Bali.

“Di Kota Denpasar ada 43 titik, tapi yang terbesar banjirnya adalah di wilayah Pasar Kumbasari dan wilayah Jalan Pura Demak,” kata Gubernur Wayan Koster kepada wartawan Christine Nababan yang melaporkan untuk Tradisinews.

Gubernur Wayan Koster mengatakan para pedagang akan mendapat ganti rugi.

“Saya minta pak wali kota untuk menghitung kerugian bangunan dan material lainnya, termasuk barang-barang yang hanya dimiliki oleh para pedagang. Nanti semuanya akan diganti rugi dengan menggunakan anggaran sharing APBD Provinsi Bali dengan APBD Kota Denpasar,” paparnya.

Empat kecamatan di Kota Denpasar yang terdampak banjir meliputi Kecamatan Denpasar Timur, Denpasar Utara, Denpasar Selatan, dan Denpasar Barat.

Wartawan Christine Nababan melaporkan, banjir menutup badan jalan di Teuku Umar Barat, Denpasar Barat, di depan Jalan Pura Demak. Begitu pula ruas jalan Gunung Salak, Gunung Soputan.

Sementara, terowongan (underpass) di simpang Dewa Ruci, Kuta, Badung, terendam banjir dan tidak bisa dilalui kendaraan. Di sebagian jalan Sunset Road Seminyak juga tergenang air, meski kendaraan bermotor masih bisa lalu lalang.

Dua titik yang dipantau Tim SAR adalah Ubung Kaja dan Jalan Pura Demak.

“Sekitar 30 orang dievakuasi di Ubung Kaja. Sementara di Jalan Pura Demak evakuasi diperkirakan sudah lebih dari 40 orang. Jumlah ini diperkirakan akan terus bertambah,” kata Kepala Seksi Operasi dan Siaga Kantor Pencarian dan Pertolongan Basarnas Bali, I Wayan Juni Antara.

Karangasem

Kepala Pelaksanaan (Kalaksa) BPBD Karangasem, Ida Bagus Ketut Arimbawa, mengatakan hujan deras selama dua hari terakhir menyebabkan banjir, pohon tumbang, tembok roboh, hingga tanah longsor di Kecamatan Rendang, Sepat, Bebandem dan Manggis.

Dia mengaku belum memastikan data-data dampak banjir karena masih fokus penanganan bencana, seperti dilaporkan Detik.com.

Jembrana

Sejumlah wilayah di Jembrana, Bali, terendam banjir sejak Selasa (09/09) hingga Rabu (10/09) pagi.

Banjir juga menyebabkan arus lalu lintas (lalin) di Jalan Denpasar-Gilimanuk lumpuh total.

Kasatlantas Polres Jembrana, Iptu Aldri Setiawan, mengatakan air merendam jalan kurang lebih sepanjang dua kilometer. Alhasil, kendaraan dari arah Denpasar menuju Gilimanuk maupun sebaliknya tidak bisa melintas.

“Arus lalin dari arah Denpasar menuju Gilimanuk atau sebaliknya masih terputus. Kami masih menunggu curah hujan reda dan ketinggian banjir menurun,” ungkap Aldri kepada Detik.com, Rabu (10/09).

banjir bali

‘Parah banget banjirnya’

Tasha, warga Padangsambian, Denpasar Barat, mengatakan air mulai masuk ke rumahnya tengah malam dan mulai surut pada pukul 08.00-09.00 Wita.

Dia mengaku baru pindah ke lokasi tersebut yang menurut tetangga sekitar merupakan area bebas banjir. “Makanya orang sekitar sini pun kaget, parah banget banjirnya,” tutur warga asal Jakarta yang berdomisili di Bali sejak 2022 lalu.

Tasha mengungkapkan banjir kali ini merupakan pengalaman pertamanya di Bali. Ia kaget melihat dampak banjir yang begitu luas.

“Selama ini, saya kira Bali punya sistem drainase dan perairan yang memadai. Dari kejadian ini, saya sadar kalau infrastruktur di Bali lebih kompleks, terutama dengan hujan ekstrem,” terang dia.

Hingga saat ini, belum ada bantuan dari pihak Pemprov atau pun Pemkab di wilayahnya. Padahal, Tasha mengaku kerugian materialnya cukup besar karena barang-barang elektronik, seperti kulkas dan dispenser ikut terendam banjir.

Hal serupa disampaikan Ronatal Siahaan, warga Batu Bulan, Gianyar.

Air masuk ke rumahnya sejak pukul 03.00 Wita dari luapan air sungai di belakang rumah. Ketinggian air mencapai sekitar 40 cm.

Ronatal mengaku banjir yang dialaminya bukan pertama kali.

Sebelumnya, ia juga mengalami banjir saat tinggal di Kesiman Kertalangu, Denpasar Timur.

“Tapi tidak separah sekarang. Banjir waktu tinggal di Kesiman Kertangu hanya sekitar mata kaki.”

banjir bali

Apa penyebab banjir?

Kepala BPBD Bali, Gede Agung Teja Bhusana Yadnya, mengatakan ada beberapa faktor penyebab Bali dikepung banjir.

  • Intensitas hujan yang tinggi sejak Selasa (8/9).
  • Saluran air dan sungai meluap karena tidak mampu menampung volume air hujan
  • Sampah
  • Dampak masifnya pembangunan

Gubernur Wayan Koster menyinggung upaya membersihkan sampah dalam penanganan banjir di Pasar Kumbasari. Namun, ia menolak menyebut sampah jadi satu-satunya alasan banjir Bali.

Menurut dia, curah hujan dan intensitas hujan yang tidak berhenti-henti sejak kemarin memicu banjir.

Kepala BPBD Bali, Gede Agung Teja Bhusana Yadnya, menyoroti masalah pembangunan.

“Pembangunan ini masalah infrastruktur, infrastruktur jaringan saluran air itu kan harus bagus, kemudian aliran-aliran sungai itu juga terganggu kan karena dampak pembangunan,” katanya kepada Kumparan.com.

banjir bali

Mengapa hujan deras melanda Bali?

Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah III Denpasar mengungkapkan gelombang ekuatorial Rossby memicu terjadinya cuaca buruk di Bali dalam dua hari terakhir.

“Aktifnya gelombang ekuatorial Rossby di wilayah Bali dan sekitarnya mendukung pertumbuhan awan konvektif penyebab hujan lebat,” kata Ketua Kelompok Kerja Operasional Meteorologi BBMKG Wilayah III, Wayan Musteana, kepada kantor berita Antara, Rabu (10/09).

Dia menambahkan kondisi tersebut juga didukung nilai kelembaban udara tinggi dari lapisan permukaan hingga lapisan 500 milibar (mb).

Menurut Wayan Musteana, gelombang ekuatorial Rossby atau Rossby Ekuator adalah gelombang atmosfer yang bergerak ke arah barat di sekitar ekuator.

Apabila gelombang itu aktif, lanjutnya, maka dapat menyebabkan terjadinya peningkatan pertumbuhan awan hujan di wilayah yang dilewati.

BBMKG Wilayah III Denpasar juga memperkirakan kondisi tersebut diprediksi terjadi hingga Rabu (10/09). Tren curah hujan diprediksi akan menurun pada Kamis (11/09).

Pihaknya juga memperkirakan kondisi musim saat ini di Bali sudah memasuki musim peralihan dari musim kemarau ke musim hujan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *