Tradisinews.com – Kabar mengejutkan datang dari Gedung DPR RI. Politisi muda Rahayu Saraswati Djojohadikusumo, yang selama ini dikenal sebagai salah satu kader potensial Partai Gerindra, resmi mengajukan pengunduran diri sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat. Keputusan ini mendapat perhatian publik, mengingat Saraswati selama ini dikenal aktif dalam berbagai agenda parlemen, khususnya terkait isu perempuan dan anak.
Fraksi Gerindra pun langsung merespons dengan menyatakan bahwa mereka akan segera memproses penonaktifan Rahayu Saraswati sesuai prosedur yang berlaku.
Alasan Rahayu Saraswati Mundur
Meski belum memberikan pernyataan resmi panjang lebar, sejumlah sumber internal menyebutkan bahwa keputusan mundur Saraswati dilatarbelakangi fokus pada urusan keluarga dan aktivitas di luar parlemen. Cucu dari ekonom senior Prof. Sumitro Djojohadikusumo itu dikabarkan ingin lebih banyak meluangkan waktu bersama keluarga setelah beberapa tahun aktif di dunia politik.
Selain itu, Saraswati juga tengah terlibat dalam berbagai kegiatan sosial dan advokasi yang menyoroti isu pemberdayaan perempuan serta perlindungan anak, dua bidang yang memang menjadi perhatiannya sejak lama.

Respons Fraksi Gerindra
Ketua Fraksi Partai Gerindra di DPR menegaskan bahwa partai menghormati keputusan pribadi Rahayu Saraswati. Namun, sesuai aturan kelembagaan, langkah pengunduran diri harus diikuti dengan proses administratif.
“Fraksi Gerindra akan segera mengajukan penonaktifan beliau dan menyiapkan mekanisme Pergantian Antar Waktu (PAW). Kami menghargai kontribusi yang sudah diberikan Mbak Saraswati selama menjabat di DPR,” ujar salah satu pimpinan fraksi dalam keterangannya.
Jejak Karier Politik Rahayu Saraswati
Nama Rahayu Saraswati mulai dikenal luas saat ia masuk ke dunia politik melalui Partai Gerindra. Keponakan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto ini sempat mencalonkan diri dalam Pilkada Tangerang Selatan 2020, meski akhirnya belum berhasil meraih kemenangan.
Di DPR, Saraswati tercatat aktif sebagai anggota komisi yang membidangi urusan sosial, hukum, hingga pemberdayaan perempuan. Ia sering tampil vokal dalam rapat-rapat kerja, terutama ketika menyuarakan perlindungan hukum bagi korban kekerasan seksual dan peningkatan akses pendidikan bagi perempuan.
Langkah pengunduran dirinya tentu meninggalkan jejak tersendiri, sekaligus memunculkan tanda tanya mengenai arah karier politiknya ke depan.
Dampak terhadap Fraksi Gerindra
Mundurnya Rahayu Saraswati dinilai cukup berpengaruh bagi Fraksi Gerindra. Selain kehilangan figur muda yang populer, partai juga kehilangan salah satu ikon perempuan progresif yang kerap mewakili suara generasi muda.
Namun, pengamat politik menilai bahwa langkah ini bisa menjadi bagian dari strategi personal. Saraswati mungkin tengah mempersiapkan peran baru di luar parlemen, atau bahkan menjaga stamina politiknya untuk momentum pemilu berikutnya.

Proses Pergantian Antar Waktu (PAW)
Sesuai dengan aturan, setelah pengunduran diri diterima secara resmi, Komisi Pemilihan Umum (KPU) akan melakukan verifikasi calon legislatif pengganti. PAW biasanya berlangsung dalam kurun waktu 1–3 bulan, tergantung kelengkapan dokumen administratif dari partai politik pengusung.
Dalam kasus ini, Fraksi Gerindra memastikan akan mempercepat proses agar kursi yang ditinggalkan Saraswati bisa segera terisi. “Kami ingin memastikan representasi dapil tetap berjalan maksimal,” tegas perwakilan fraksi.
Penutup
Keputusan Rahayu Saraswati mundur dari DPR menandai babak baru dalam perjalanan politiknya. Meski langkah ini mengejutkan banyak pihak, ia tetap dikenang sebagai salah satu politisi muda yang berani bersuara lantang dalam isu-isu sosial, khususnya terkait hak perempuan dan anak.
Bagi Fraksi Gerindra, penonaktifan dan proses PAW akan menjadi agenda penting dalam waktu dekat. Sementara itu, publik masih menanti, apakah Saraswati akan benar-benar meninggalkan dunia politik, atau justru tengah mempersiapkan langkah besar lain di masa depan.